Skip to main content
KegiatanProgram Doktor

Sidang Promosi Doktoral Tri Adi Sambogo: Aktivisme Kultural Perfilman Independen Banyumas

By Agustus 29, 2024No Comments3 min read

DEPOK,

Program Studi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia kembali menggelar sidang promosi doktor. Kali ini, Tri Adi Sumbogo adalah orang yang berhasil memperoleh gelar doktor ilmu komunikasi ke-144 di Universitas Indonesia. Tri Adi berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Aktivisme Kultural Perfilman Independen Banyumas (Studi Multi Kasus Komunitas Film Purbalingga, Cilacap, Dan Kebumen)” di hadapan dewan penguji pada Rabu, 3 Juli 2024 yang lalu.

Sidang promosi doktor yang digelar di Auditorium Mochtar Riady, FISIP UI, Depok tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Dra. Billy K. Sarwono, M.A, dan dihadiri oleh Dr. Nina Mutmainnah. M.Si selaku promotor, dan Inaya Rakhmani, M.A., Ph.D selaku kopromotor. Dewan Penguji terdiri dari Novi Kurnia, M.Si., Ph.D., Tito Imanda, Ph.D., Dr. Lestari Nurhayati, M.Si., Dr. Ade Armando, M.Sc., dan Endah Triastuti, Ph.D.

Dalam disertasinya, Tri Adi coba mengupas fenomena aktivisme kebudayaan berbasis perfilman lokal dalam konteks masyarakat Indonesia setelah otoritarianisme yang terjadi dalam subkultur Banyumas. Lewat penelitian studi multikasus, Tri Adi melakukan penelitian di tiga komunitas film yang ada di Banyumas Raya, yakni Cinema Lovers Community (Purbalingga), Sangkanparan (Cilacap), dan Komunitas Kedung (Kebumen). Para pegiat perfilman tersebut mengkonstruksi realitas kultural baru melalui produksi, distribusi, dan eksibisi film dalam konteks lokal melalui Jaringan Kerja Film Banyumas. Film pun menjadi medium pendidikan publik dan kampanye kreatif atas isu sosial politik lokal, di mana terkonstruksi nilai-nilai transformatif terkait nilai kesetaraan, keadilan sosial, dan kemanusiaan, seiring munculnya pengetahuan alternatif yang menawarkan cara pandang baru atas realitas.

Melalui penelitian ini, Tri Adi berharap bisa memberikan kontribusi lewat pengkayaan konseptual untuk terminologi aktivisme kebudayaan yang tidak lagi hanya bersifat reaktif serta kritis terhadap dominasi negara. Aktivisme kebudayaan dalam riset ini menunjukkan keberlanjutan yang ditopang dengan aktivitas pedagogi kritis bermedia yang memberikan ruang pemberdayaan bagi publik yang lebih luas. (RAP)