Skip to main content
Kegiatan

Peluncuran Buku “Kekerasan Simbolik Negara: Kebijakan Rekolonialisasi”

By Februari 1, 2024No Comments3 min read

Berangkat dari disertasinya saat menempuh jenjang doktoral di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Rieke Diah Pitaloka terinterinspirasi untuk menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Kekerasan Simbolik Negara: Kebijakan Rekolonialisasi”. Peluncuran buku ini telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 November 2023 di Auditorium Komunikasi, Gedung Komunikasi FISIP UI, Depok.

Selain Dr. Rieke Diah Pitaloka sebagai penulis, acara peluncuran buku melibatkan Dr. Hendriyani selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI sebagai penanggap atas keseluruhan isi buku.

Latar belakang penulisan buku ini adalah adanya ketidaksesuaian data yang disajikan oleh pemerintah dengan kondisi sebenarnya di lapangan, dimana hal ini disebut juga sebagai pseudo data. Ketidaksesuaian data ini sangat banyak terjadi terkhususnya pada daerah-daerah pedesaan di Indonesia. Terlebih lagi pseudo data banyak digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan di Indonesia.

Buku ini bercerita bahwa data yang disajikan oleh pemerintah berasal dari data yang dikumpulkan secara top down, dimana cara ini diyakini sebagai satu-satunya cara pengambilan data yang paling benar. Realita inilah yang pada akhirnya menunjukan bahwa adanya kekerasan simbolik negara yang diaplikasikan dalam berbagai penyusunan kebijakan publik.

Dalam mengkritisi hal tersebut, buku ini mengungkapkan bahwa pengumpulan data yang akurat adalah pengumpulan data yang bersifat bottom up dengan melakukan pendekatan yang melibatkan langsung masyarakat desa, melihat kondisi sebenarnya di lapangan, menggunakan instrumen ril seperti drone untuk memetakan situasi desa. Metode pengumpulan data dalam buku ini telah diaplikasikan dalam konsep satu data Indonesia yang sudah diadopsi oleh beberapa desa yang tersebar di Indonesia.

Dalam bukunya, Dr. Rieke juga menceritakan bahwa metodologi pengambilan data yang ditelitinya dapat bermanfaat dan dapat menjangkau sampai ke lingkup terkecil, yaitu rumah tangga. “Penjajahan terhadap desa, bukan hanya secara geografis tetapi juga terhadap warga desanya, mereka selalu dijadikan objek misalnya dalam Musrenbang, padahal Musrenbang itu sudah ditetapkan dari pusat dan anggarannya sudah disamaratakan. Dimana data yang digunakan dalam membasmi kemiskinan adalah data agregat. Desa harusnya menjadi subjek, yang bukan hanya dilibatkan dalam pembangunan, ungkap Dr. Rieke saat menjawab pertanyaan dari salah satu penanya dalam acara peluncuran bukunya.

“Sebagai promotor, saya sangat terkejut dan mengapresiasi Mba Rieke yang dapat menyajikan data yang sangat lengkap dan komprehensif. Jadi gak salah ini kalau bukunya jadi setebal ini”, ucap Dr. Hendriyani sambil mengajak peserta untuk membaca dan membuka beberapa halaman untuk menunjukkan kutipan-kutipan penting dari isi buku tersebut.

Di akhir acara Dr. Rieke mengajak para mahasiswa untuk melanjutkan penelitiannya, karena penelitian ini masih membuka ruang yang luas untuk para mahasiswa yang tertarik untuk memperbaiki pseudo data perdesaan di Indonesia. Sehingga konsep satu data Indonesia dapat diimplementasikan lebih luas lagi, bahkan sampai menjangkau desa-desa kecil di seluruh Indonesia.

Selanjutnya Dr. Rieke berencana untuk melakukan sesi bedah buku di universitas lainnya di Indonesia. Kemudian acara peluncuran buku ini ditutup dengan sesi hiburan, musik, dan book signing. DLN.